Selasa, 11 Juni 2013

do you love me....

Apakah ummi sayang aku..
Kata-kata ini sering diucapkan sulungku padaku pada banyak kondisi. Saat menyenangkan ataupun saat yang tidak menyenangkan baginya. Ketika sedang bermain bersamaku selepas aku pulang kerja. Ketika aku membacakan cerita untuknya sebelum tidur. Ketika makan bersama. Ketika aku terdiam karena kerewelannya. Ketika alis mataku sudah terangkat karena tidak suka dengan sulungku yang menggoda adiknya. Atau saat aku mengucapkan “ummi tidak suka dengan yang abang lakukan….”.
Mendengar sulungku – abang- mengucapkan pertanyaannya membuatku sering berfikir kenapa ya anakku sering mengucapkannya. Apakah karena memang anakku cerdas secara linguistik sehingga verbalnya begitu kuat atau hatinya yang begitu lembut karena sulungku cenderung mempunyai karakter kinestetik?

Tetapi lepas dari itu semua, yang paling sering menohokku adalah ketika pada saat aku capek dan jengkel dengan kerewelannya. Pada saat wajah ini sudah kusut dan cemberut, terdengarlah pertanyaan itu..ummi…ummi sayang aku..mendengarnya membuat wajah ini seketika berubah. Mau nangis, tersenyum, tertegun..campur aduk menjadi satu. Yang keluar akhirnya..dengan lembut kujawab..iya sayang…apakah abang juga sayang ummi..ketika sulungku memelukku dan mengatakan iya ummi…hhh lega rasanya..alhamdulillah tidak ada lagi kemarahan. Yang ada adalah pengingatan untuk diriku bahwa dia-abang- masih anak-anak. Banyak yang kurang pada dirinya tapi lebih banyak lagi yang lebih darinya. Sehingga ketika kerewelan itu ada, maka senjata sabar adalah solusi semuanya.

if the problem has come....

sahabatku.........
seberat apapun masalahmu
sekelam apapun beban hidupmu
jangan pernah berlari darinya
ataupun bersembunyi
agar kau tak akan bertemu dengannya
atau agar kau bisa menghindar darinya
karena sahabat.....
seberapa jauhpun kau berlari
dan sedalam apapun kau bersembunyi
dia pasti akan menemuimu
dalam sebuah episode kehidupanmu
sahabatku......
alangkah indahnya bila kau temui ia dengan dada yang lapang
persilahkan ia masuk dalam bersihnya rumah hati
dan mengkilapnya lantai nuranimu
hadapi ia dengan senyum seterang mentari pagi
ajak ia untuk menikmati hangatnya teh kesabaran
ditambah sedikit penganan keteguhan
sahabat.......
dengan begitu
sepulangnya ia dari rumahmu
akan kau dapati
dirimu menjadi sosok yang tegar
dalam semua keadaan
dan kau pun akan mampu dan lebih berani
untuk melewati lagi deraan kehidupan
dan yakinlah sahabat........
kaupun akan semakin bisa bertahan
kala badai cobaan itu menghantam